Sakit yang aku derita
sungguh sangat tidak kusangka akan mengalaminya. Aku pikir bahwa diriku adalah
orang yang kuat. Aku bisa disembarang tempat dan makan makanan sembarang saja.
Tetapi Allah memberiku cobaan yang begitu pahit. Aku dihadapkan oleh pilihan
yang sangat sulit. Berkumpul dengan teman2 angkatanku adalah sesuatu yang
sangat hebat. Aku sangat mencintai teman angkatanku dan Allah tau itu. Bahkan,
aku belum menyerah disaat kondisiku benar2 sudah tidak mampu. Aku ingin ikut ke
landasstular karena mereka. Aku tidak perlu menjelaskan ini dan itu karena aku
membuktikannya. Sampai saat hari terakhir aku tidak bisa pulang dan salah satu
teman angkatanku mengantarku pulang. Gorbi pranata yesaya, teman yang sangat
hebat menurutku. Selalu membantuku. Aku sungguh tulus berteman dengan semua
teman angkatanku. Aku tidak menggunakan politik memanfaatkan seperti yang
banyak orang lakukan. Saat aku diantar pulang tak terasa aku meneteskan air
mata petanda menyesal tidak bisa ikut. Bahkan tanggal 3 Mei aku masih ingin
ikut. Membayar uang ransum sudah kulakukan, beli tempe untuk ransum, dan barang
yang telah ku packing harus bersedih. kata keluargaku ״kau
ingin mati di Enrekang jika kau ikut?. ingat kondisimu,kondisi dan kesehatanmu
drop”
Aku sangat menyesal tidak
bisa ikut. Tetapi aku memikirkan kondisiku. Mungkin inilah yang terbaik bagiku
untuk saat ini. Radang tenggorokan memang penyakitku dan ayahku. Tenggorokanku
sangat sensitive. Aku bahkan tidak bisa berjalan dengan baik karena kondisi
sangat lemah. Tapi inilah kali pertama yang terjadi padaku. Tenggorokanku
bernanah. Bahkan jika kondisiku tak kunjung sembuh aku akan dibawa ke dokter
spesialis THT. Maafkan aku teman2, aku sungguh menyesal ini terjadi. Sungguh
aku sangat mencintai kalian. Kini aku akan pulang kampung untuk istirahat.
Di sana ada orang tuaku yang akan merawatku. Bukan berarti di Makassar aku
tidak mendapat kasih sayang. Perawatan disini juga sungguh luar biasa yang
dilakukan kakak, adik dan kakak ipar serta sepupuku. Tetapi aku kasihan melihat
kakakku yang rutinitasnya sangat padat. Ngantor, mengurus anak dan rumah
tangganya.
Terima kasih untuk
keluargaku yang memberikan pelayanan terbaiknya untukku. Aku tidak pernah salah
karena menganggap bahwa keluargaku adalah terbaik dan terpenting bagiku.