ADA BANYAK CARA UNTUK PULANG.
Selalu ada jalan untuk
pulang dan kembali. kampung halaman selalu menjadi tempat terindah dan nyaman
diantara kota-kota yang pernah aku datangi. Meski aku berasal dari tempat yang
sangat sederhana, namun selalu kurindukan setiap waktu kampung halamanku. Setelah
5 tahun lamanya aku mulai beradaptasi dengan kehidupan kota metropolitan
Makassar. Makassar banyak mengajarkanku tentang survive. Hidup di tempat yang
baru aku kenal. banyak karakter yang berbeda yang aku temukan ketika pertama
kali aku memutuskan tinggal di kota ini.
Lama kelamaan tubuhku mulai
melakukan adaptasi dengan kota Makassar. Awalnya aku sangat tidak cocok dengan
air yang selalu aku gunakan untuk mandi. Kulitku mulai alergi dengan air di
Makassar. Namun, setelah 5 tahun semua ikut beradaptasi dan merasa nyaman
dengan apapun yang ada di kota ini. Sedangkan, kampung halamanku berbanding
terbalik. Tubuhku mulai melakukan penolakan terhadap apapun yang ada. air mulai
tidak cocok dengan kulitku. Aku sering gatal-gatal setelah mandi. Kulitku
menjadi hitam. Aku selalu bertanya-tanya dalam hati. bagaimana mungkin aku
tidak cocok dengan tanah kelahiranku?
Tanah dimana aku lahir dan
tumbuh mengarungi kisah masa kecilku yang indah. kisah-kisah yang selalu aku
banggakan hingga aku harus meninggalkan kampung halamanku untuk menuntut ilmu.
Suatu hari aku pernah berjanji akan kembali untuk membagi ilmuku dan membangun
kampung halamanku. Membagi ilmu yang telah aku peroleh di kota metropolitan
agar kampung halamanku juga bisa merasakan yang aku dapatkan, pengorbanan yang
telah aku lakukan demi meninggalkan kampung halaman yang sangat aku cintai.
Yaaa..tetapi aku melupakan
sesuatu bahwa kita boleh merencanakan tetapi Allah-Lah yang menentukan
segalanya. Sudah sangat lama aku melupakan hal itu, hingga Allah memperingatkan
melalui hal yang paling aku suka yaitu kampung halamanku. Ketika aku lulus..aku
ingin sekali bekerja di kampungku. Aku sudah sangat yakin bisa membangun tempat
yang sederhana ini. Aku sudah sangat bersemangat untuk bisa mencapai hal itu.
cpns..aku pikir inilah jalan yang paling baik. Ini moment yang paling aku
tunggu-tunggu karena pikirku adalah akan banyak jalan untukku. hingga semua
telah aku lakukan untuk mencari informasinya.
Apakah yang aku dapatkan???.
Apakah aku mendapatkan sesuai harapanku???.
Jawabannya TIDAK. aku bahkan
mengalami kekecewaan yang sangat mendalam. karena, kualifikasinya ilmuku tidak
dibutuhkan. saat aku melihat pertama kali, aku meneteskan air mata. bukan
karena kualifikasi ilmuku tidak ada. Tetapi karena harapan-harapanku..impianku
di kampung halaman seakan buyar dan hilang. lagi-lagi aku melupakan bahwa sistem
telah dikuasai oleh POLITIK. Aku benci sesuatu yang berbau KETIDAK-ADILAN untuk
siapapun itu. Yah seharusnya dari awal aku tidak boleh melakukan pengharapan.
Sekarang ini yang aku tahu
adalah mereka tidak membutuhkanku. Orang-orang yang telah membuat sistem di
kampung halamanku sama sekali tidak mengiginkan aku kembali untuk memberikan
seluruh pikiran dan tenagaku demi sebuah janji pada tempat sederhana ini. Maka,
aku ingin membuktikan sesuatu..AKU PASTI BISA MELAKUKAN IMPIANKU dengan
mengandalkan takdir yang telah digariskan di dalam kehidupanku.
Maka suatu saat nanti jangan
menyalahkanku dan menuntutku jika aku akan sedikit tidak memperioritaskan
kampung dimana aku lahir. karena aku sudah memandang sebelah mata orang-orang
yang dimatanya ada kebohongan.
on September 2014
“Sartika
Archaeology Hanguk”