Senin, 25 Agustus 2014

apa kabar?

Indo’ apa kabarmu?
aku menulis isi hatiku untukmu melalui tulisan tangan ini aku harap Allah menyampaikannya untukmu. kita tidak hidup di dunia yang sama, namun satu hal yang pasti ndo aku selalu mengingatmu. terkadang aku iri dengan mereka yang masih memiliki nenek dan kakek. mereka yang menganggap kakek dan nenek mereka sebagai beban saja. meskipun tidak semuanya seperti itu.
seharusnya, mereka bersyukur dengan apa yang mereka miliki. kadang aku mempertanyakan, mengapa Allah meminta nenek dan kakekku sangat cepat?
Usiaku 4 tahun saat ayah dari ibuku meninggal dunia, kakekku sangat memanjakanku. selalu memberiku uang jajan dan sangat menyayangiku. saat itu aku tidak mengerti mengapa kakekku terbaring tak berdaya dan semua orang menangisinya. lalu..tanteku melihat kebingunganku dan berkata “jangan cari kakekkmu nak..dia telah tiada dan tidak akan bersama kita lagi”. denagn usiaku saat itu mungkin aku bisa mengerti dengan perkataan itu. namun, ada sedikit kebingungan dalam diriku. lalu kemanakah kakekku? jika..aku merindukannya bagaimana caraku untuk melepas kerinduanku?
 usiaku 9 tahun ibu dari ayahku meninggal dunia di tanggal 17 Agustus. saat aku benar-benar merasakan indahnya memiliki kakek dan nenek. ayah dan ibu dari ayahku sering menyambangi tempat tinggal kami. mereka datang berkunjung ke rumahku karena jarak antara rumahku dan rumah mereka tidak begitu jauh. namun, ibu dari ayahku meninggal karena tumor ganas di kepalanya. nenekku meninggal dunia.
saat usiaku 12 tahun kakekku..ayah dari ayahku meninggal dunia akibat kecelakaan. kakek yang selalu setia mengantar dan menjemputku sekolah. kakek yang menyayangiku tanpa aku sadari. kata ibuku dia selalu menyebut namaku. namun, aku tidak menyadari betapa sayangnya kakekku padaku.
lalu yang terakhir adalah nenek ako’ ku. beliau meninggalkanku ketika aku kuliah. saat aku libur kuliah aku selalu tidur bersamanya. nenek yang sangat menyanyangi cucunya. saat aku ke jakarta untuk mengikuti kegiatan Arkeologi yaitu PIAMI. beliau memberiku uang untuk jajan katanya. aku sangat senang. saat ke jogjapun beliau memesan sarung batik. aku khusus membelikannya dan jauh-jauh meminta temanku di ugm untuk mengantarku. saat pulang dari jawa aku memberikannya sarung itu. beliau sangat senang dengan oleh-oleh pemberianku. aku tidak tau bahwa itulah kado terakhir untuk nenekku.
aku masih saja menangis ketika mengingat nenekku yang telah tiada karena beliaulah yang paling lama bersamaku diantara nenek dan kakekku yang lain.
selamat jalan kakek2 dan nenenk2 ku. semoga telah tenang kalian di alam yang baru.
aku hanya bisa mendoakan kalian dari jauh...
titip rinduku untuk kedua kakek dan nenekku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar