Sabtu, 13 September 2014

ADA BANYAK CARA UNTUK PULANG



ADA BANYAK CARA UNTUK PULANG.

Selalu ada jalan untuk pulang dan kembali. kampung halaman selalu menjadi tempat terindah dan nyaman diantara kota-kota yang pernah aku datangi. Meski aku berasal dari tempat yang sangat sederhana, namun selalu kurindukan setiap waktu kampung halamanku. Setelah 5 tahun lamanya aku mulai beradaptasi dengan kehidupan kota metropolitan Makassar. Makassar banyak mengajarkanku tentang survive. Hidup di tempat yang baru aku kenal. banyak karakter yang berbeda yang aku temukan ketika pertama kali aku memutuskan tinggal di kota ini.
Lama kelamaan tubuhku mulai melakukan adaptasi dengan kota Makassar. Awalnya aku sangat tidak cocok dengan air yang selalu aku gunakan untuk mandi. Kulitku mulai alergi dengan air di Makassar. Namun, setelah 5 tahun semua ikut beradaptasi dan merasa nyaman dengan apapun yang ada di kota ini. Sedangkan, kampung halamanku berbanding terbalik. Tubuhku mulai melakukan penolakan terhadap apapun yang ada. air mulai tidak cocok dengan kulitku. Aku sering gatal-gatal setelah mandi. Kulitku menjadi hitam. Aku selalu bertanya-tanya dalam hati. bagaimana mungkin aku tidak cocok dengan tanah kelahiranku?

Tanah dimana aku lahir dan tumbuh mengarungi kisah masa kecilku yang indah. kisah-kisah yang selalu aku banggakan hingga aku harus meninggalkan kampung halamanku untuk menuntut ilmu. Suatu hari aku pernah berjanji akan kembali untuk membagi ilmuku dan membangun kampung halamanku. Membagi ilmu yang telah aku peroleh di kota metropolitan agar kampung halamanku juga bisa merasakan yang aku dapatkan, pengorbanan yang telah aku lakukan demi meninggalkan kampung halaman yang sangat aku cintai.

Yaaa..tetapi aku melupakan sesuatu bahwa kita boleh merencanakan tetapi Allah-Lah yang menentukan segalanya. Sudah sangat lama aku melupakan hal itu, hingga Allah memperingatkan melalui hal yang paling aku suka yaitu kampung halamanku. Ketika aku lulus..aku ingin sekali bekerja di kampungku. Aku sudah sangat yakin bisa membangun tempat yang sederhana ini. Aku sudah sangat bersemangat untuk bisa mencapai hal itu. cpns..aku pikir inilah jalan yang paling baik. Ini moment yang paling aku tunggu-tunggu karena pikirku adalah akan banyak jalan untukku. hingga semua telah aku lakukan untuk mencari informasinya. 

Apakah yang aku dapatkan???. Apakah aku mendapatkan sesuai harapanku???.

Jawabannya TIDAK. aku bahkan mengalami kekecewaan yang sangat mendalam. karena, kualifikasinya ilmuku tidak dibutuhkan. saat aku melihat pertama kali, aku meneteskan air mata. bukan karena kualifikasi ilmuku tidak ada. Tetapi karena harapan-harapanku..impianku di kampung halaman seakan buyar dan hilang. lagi-lagi aku melupakan bahwa sistem telah dikuasai oleh POLITIK. Aku benci sesuatu yang berbau KETIDAK-ADILAN untuk siapapun itu. Yah seharusnya dari awal aku tidak boleh melakukan pengharapan.

Sekarang ini yang aku tahu adalah mereka tidak membutuhkanku. Orang-orang yang telah membuat sistem di kampung halamanku sama sekali tidak mengiginkan aku kembali untuk memberikan seluruh pikiran dan tenagaku demi sebuah janji pada tempat sederhana ini. Maka, aku ingin membuktikan sesuatu..AKU PASTI BISA MELAKUKAN IMPIANKU dengan mengandalkan takdir yang telah digariskan di dalam kehidupanku.

Maka suatu saat nanti jangan menyalahkanku dan menuntutku jika aku akan sedikit tidak memperioritaskan kampung dimana aku lahir. karena aku sudah memandang sebelah mata orang-orang yang dimatanya ada kebohongan.

on September 2014
“Sartika Archaeology Hanguk”