Kamis, 29 Januari 2015

akan selalu menang



AKU PERCAYA PILIHANKU!
Seiring beranjak dewasanya akupun jadi semakin mengerti tentang sebuah kehidupan yang begitu berwarna. Ya berwarna karena ada banyak sekali emoticon didalamnya. Sepertinya emoticon itu sudah pernah singgah di berbagai kisah hidupku. Tidak dapat aku pungkiri bahwa didalam hidup selalu dihadapkan pada pilihan dan sekarang aku sungguh merasakannya. aku dihadapkan pada pilihan untuk tetap bertahan di kota metropolitan atau kembali pulang. Tidak mudah bagiku untuk kemudian memutuskan pilihanku jatuh dimana. Kota metropolitan ini adalah tempat pertama kali aku beradu nasib jauh dari orang tua. Kota yang mangajarkan aku melalaui kisah tentang sebuah persahabatan, pengkhianatan, kekeluargaan politik dan cinta. aku jadi tau perbedaan tersebut setelah berada di kota metropolitan ini. Kota yang lengkap dengan fasilitasnya meski aku sering mengalami macet di jalanan karena semakin padatnya penduduk dan semakin banyak orang-orang yang memilih untuk menetap di kota metropolitan ini. Di kota ini mengajarkanku  tentang kasih sayang kakak laki-laki yang akhirnya menjadi kakak iparku sekarang. Tempat yang benar-benar aku sebut kota karena ada beberapa bangunan tinggi tentunya. Tempat dimana aku menikmati tidak banyak yang sering menggunjing orang lain yang tidak lain sangat berbeda dengan kampung halamanku. Hanya saja sikap cuek para tetangga juga kadang berdampak buruk karena suasana kekeluargaanpun terasa sangat tidak mungkin.
Kemudian untuk pilihan kedua adalah kembali ke kampung halamanku sendiri. Kampung yang sangat kecil dengan pemikiran sederhana seperti lokasinya. Kelakuan yang semakin menjadi-jadi, yang melihat segalanya dari materi. Aku sebenarnya sangat membenci hal itu. Namun, kampong halaman ini tidak akan pernah aku lupakan sampai kapanpun karena masa kecilku yang indah ada disini. Kampong halaman masih menjadi tempat terfavoritku diantara kota-kota yang pernah dan akan aku kunjungi. Kebanyakan keluargaku juga disana..ayah ibu dan sodara-sodara sepupu dari ayah dan ibuku. Ada banyak tawa yang akan terjadi ketika aku pulang kampong karena ada-ada saja gurauan ayah, ibu dan keluargaku yang membuatku tertawa. Beberapa tindakan orang-orang di kampong halamanku memang sempat membuatku kecewa, lalu kembali kupikirkan bukan kampong halamanku yang seharusnya aku benci tetapi orang-orang yang menghancurkan nama baik kampong yang amat kucintai. Meski kota-kota lain juga sangat indah aku selalu mengatakan “selalu ada jalan untuk pulang”. Yahhhhh…kata-kata ini sangat aku favoritekan.
Hingga akhirnya aku tetap harus memilih salah satunya. Aku memilih orang tua, karena domisili orang tuaku adalah di kampong halamanku..itulah pilihanku. Aku sadar akan banyak sekali cemoohan dari mereka yang hanya bisa memperhatikan aib orang lain, namun satu hal yang aku tau bahwa ketika mereka bertanya aku akan menjawab. Akan banyak penyataan dan pertanyaan seperti “kok sarjana dari universitas ternama di Indonesia timur akhirnya pulang kampong juga? Lha apa bedanya dengan sarjana-sarjana yang kuliah di kampong kalau toh akhirnya pulang kampong juga?. Aku memang agak tidak suka dengan kalimat-kalimat itu namun tetap harus kuhadapi jika suatu hari nanti ada diantara mereka yang menanyakannya.
Akupun punya alasan tersendiri mengapa kemudian aku memilih kampong halaman. Aku ingin selalu dekat dengan kedua orang tuaku. Aku ingin benar2 berbakti kepada mereka. Mungkin sebagian besar mengatakan bahwa itu bukan alasan yang tepat namun akupun punya pilihan dan inilah pilihanku. Jika aku dihadapkan pada pilihan yang salah satunya adalah orang tuaku,,aku tidak akan memilih yang lain. Aku percaya bahwa kampong halamanku akan selalu memberikan ruang untukku.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar