Selasa, 07 April 2015

aku percaya pilihanku

pilihan dalam hidup adalah kita yang menentukan. bagaimana kita hidup, kitalah yang menentukan dan menjalaninya. kadang aku menjadi bingung dengan kehidupan yang aku jalani. menjalani semuanya sendiri, memang benar keluargaku ada disampingku selalu, namun untuk soal masalah cukup aku yang simpan di memoryku. jika suatu masalah datang menghampiriku, maka aku akan merasa bahwa tuhan benar-benar tidak menyayangiku karena masalah yang selalu datang padaku. namun aku kembali mencoba merenunginya apakah rencana tuhan untukku? apa benar DIA mencintaiku?
pertanyaan seperti itu akan selalu ada di benakku. yah aku kadang meragukan cintanya padaku. mengapa mengapa sampai sekarang doa itu tidak terjabah? lalu kembali kurenungi bahwa mungkin belum saatnya. satu yang pasti bahwa doa seseorang pasti akan terjabah baik itu di dunia atau akhirat nantinya. mungkin aku masih pernah meragukan tuhan tentang cinta kasihnya padaku, namun aku tidak pernah mengingkari keberadaan tuhanku.
jika soal cinta..kadang aku tidak ingin membicarakan tentang kata itu. karena aku tidak ingin mengingat apapun soal asmara yang pernah kulalui. kisah asmara yang tidak ingin aku ingat dengan baik. aku ingin menghapus sebagian memory dalam hidupku dan memory itulah yang ingin aku hapus. lalu kembali ke soal pilihan...aku memilih untuk berada dekat dengan orang tuaku dengan keterbatasan kemajuan teknologi. hiruk pikuk kota yang akan jarang aku temui. namun, kehangatan orang-orang yang begitu nyata, kedamaian yang akan selalu tercipta dan emosi yang akan kurang di tempat ini.
tempat yang akan selalu memberikan ruang untuk bernafas, tempat yang menjadi tempatku untuk pulang, tempat yang akan selalu mengulurkan tangannya untukku. meski aku tau bahwa karena keterbatasan untuk berkreasi, tempat yang sangat terpengaruh dengan sistem kekuasaan politik. harga diri yang hanya dipandang dari arah kekuasaan. aku tau itu semua memang ada di tempat ini, tetapi aku tidak ingin nantinya menyesal bahwa hidup yang aku jalani lebih sibuk dengan surga di luar sana dibandingkan surga yang ada di rumahku sendiri yang tidak lain adalah kedua orang tuaku. yah aku sangat mencintai mereka setelah Tuhan tentunya. bagiku keluarga adalah nomor 1..tidak akan pernah bisa ditolerir. jika ada yang mempertanyakan pilihanku aku rasa aku telah banyak menjelaskan secara rinci alasanku. banyak orang yang lebih memilih berkarir jauh dari orang tuanya, lalu mereka berpendapat bahwa “kalau mau sukses ya memang harus jauh dari orang tua, harus merantau. jangan Cuma berani di kandang sendiri,jangan manja deh..beraninya Cuma di kampung halaman sendiri gak keren tau”. namun, aku ingin mematahkan itu semua bahwa “akan keren kok kalau suksesnya gak jauh dari orang tua”
semua orang di dunia ini ingin menjadi sukses. namun apakah dengan sukses di tanah perantauan akan tergantikan dengan waktu kebersamaan dengan orang tua? sekarang jawablah!
aku tidak pernah takut untuk merantau dan berada jauh, aku tidak manja dan hanya berani di kandang sendiri. aku bahkan bisa melakukan itu sendiri. aku hanya tidak ingin waktuku terbuang hanya mencari kesenangan dunia. aku tidak mengatakan bahwa sukses itu buruk,,sekali lagi tidak. sukses itu sangat baik asal tidak keluar dari jalur normal.
pilihan tetaplah pilihan..akan ada yang dipilih dan tidak dipilih tentu dengan memikirkan konsekuensi masing-masing. aku sudah memilih,,dan aku ingin tulisan ini menjadi saksi nantinya bahwa kata-kata yang sudah kutulis menjadi nyata. kita tunggu saja bagaimana tuhan melihat usahaku.

Kamis, 29 Januari 2015

akan selalu menang



AKU PERCAYA PILIHANKU!
Seiring beranjak dewasanya akupun jadi semakin mengerti tentang sebuah kehidupan yang begitu berwarna. Ya berwarna karena ada banyak sekali emoticon didalamnya. Sepertinya emoticon itu sudah pernah singgah di berbagai kisah hidupku. Tidak dapat aku pungkiri bahwa didalam hidup selalu dihadapkan pada pilihan dan sekarang aku sungguh merasakannya. aku dihadapkan pada pilihan untuk tetap bertahan di kota metropolitan atau kembali pulang. Tidak mudah bagiku untuk kemudian memutuskan pilihanku jatuh dimana. Kota metropolitan ini adalah tempat pertama kali aku beradu nasib jauh dari orang tua. Kota yang mangajarkan aku melalaui kisah tentang sebuah persahabatan, pengkhianatan, kekeluargaan politik dan cinta. aku jadi tau perbedaan tersebut setelah berada di kota metropolitan ini. Kota yang lengkap dengan fasilitasnya meski aku sering mengalami macet di jalanan karena semakin padatnya penduduk dan semakin banyak orang-orang yang memilih untuk menetap di kota metropolitan ini. Di kota ini mengajarkanku  tentang kasih sayang kakak laki-laki yang akhirnya menjadi kakak iparku sekarang. Tempat yang benar-benar aku sebut kota karena ada beberapa bangunan tinggi tentunya. Tempat dimana aku menikmati tidak banyak yang sering menggunjing orang lain yang tidak lain sangat berbeda dengan kampung halamanku. Hanya saja sikap cuek para tetangga juga kadang berdampak buruk karena suasana kekeluargaanpun terasa sangat tidak mungkin.
Kemudian untuk pilihan kedua adalah kembali ke kampung halamanku sendiri. Kampung yang sangat kecil dengan pemikiran sederhana seperti lokasinya. Kelakuan yang semakin menjadi-jadi, yang melihat segalanya dari materi. Aku sebenarnya sangat membenci hal itu. Namun, kampong halaman ini tidak akan pernah aku lupakan sampai kapanpun karena masa kecilku yang indah ada disini. Kampong halaman masih menjadi tempat terfavoritku diantara kota-kota yang pernah dan akan aku kunjungi. Kebanyakan keluargaku juga disana..ayah ibu dan sodara-sodara sepupu dari ayah dan ibuku. Ada banyak tawa yang akan terjadi ketika aku pulang kampong karena ada-ada saja gurauan ayah, ibu dan keluargaku yang membuatku tertawa. Beberapa tindakan orang-orang di kampong halamanku memang sempat membuatku kecewa, lalu kembali kupikirkan bukan kampong halamanku yang seharusnya aku benci tetapi orang-orang yang menghancurkan nama baik kampong yang amat kucintai. Meski kota-kota lain juga sangat indah aku selalu mengatakan “selalu ada jalan untuk pulang”. Yahhhhh…kata-kata ini sangat aku favoritekan.
Hingga akhirnya aku tetap harus memilih salah satunya. Aku memilih orang tua, karena domisili orang tuaku adalah di kampong halamanku..itulah pilihanku. Aku sadar akan banyak sekali cemoohan dari mereka yang hanya bisa memperhatikan aib orang lain, namun satu hal yang aku tau bahwa ketika mereka bertanya aku akan menjawab. Akan banyak penyataan dan pertanyaan seperti “kok sarjana dari universitas ternama di Indonesia timur akhirnya pulang kampong juga? Lha apa bedanya dengan sarjana-sarjana yang kuliah di kampong kalau toh akhirnya pulang kampong juga?. Aku memang agak tidak suka dengan kalimat-kalimat itu namun tetap harus kuhadapi jika suatu hari nanti ada diantara mereka yang menanyakannya.
Akupun punya alasan tersendiri mengapa kemudian aku memilih kampong halaman. Aku ingin selalu dekat dengan kedua orang tuaku. Aku ingin benar2 berbakti kepada mereka. Mungkin sebagian besar mengatakan bahwa itu bukan alasan yang tepat namun akupun punya pilihan dan inilah pilihanku. Jika aku dihadapkan pada pilihan yang salah satunya adalah orang tuaku,,aku tidak akan memilih yang lain. Aku percaya bahwa kampong halamanku akan selalu memberikan ruang untukku.


Senin, 12 Januari 2015

confidance of me



apakah arti sebuah hidup bagi kita?


i dont care..what do you think about life?. tetapi menurutku hidup itu bagaikan seorang muslim yang sedang membaca al quran yang baru memulai di surah al fatihah. seperti halnya seseorang yang sedang mendaki gunung yang baru memulai di kaki gunung. seperti halnya mobil yang mengangkut barang dari Sidrap menuju Makassar dengan melalui jalan beraspal, berliku-liku, jalanan berlubang. saya pikir kehidupan yang sebenarnya adalah seperti perumpamaan tersebut. ada banyak sekali sesuatu yang akan terjadi dengan diri kita. tangisan, kebahagiaan, tertawa, bercanda, emosi, semua itu menjadi bumbu dalam kehidupan kita. terkadang ada yang menyerah karena tidak sanggup dengan kehidupan yang mereka jalani. namun, saya selalu merasa bahwa hidup hanyalah tempat yang sementara maka gunakan sebaik mungkin kehidupan kita.


saya akui bahwa ketika ada masalah ataupun beban di pundak yang tidak sanggup untuk saya rangkul dan selesaikan, sungguh saya ingin sekali menyerah. cara saya ketika mengalami hal yang sungguh pahit ataupun menyedihkan, saya akan meluapkan semuanya, mungkin dengan mengunjungi tempat yang sepi atau bahkan mengurung diri di kamar..saya akui bahwa air mata yang tertuang sedikit membuat saya lebih baik. kemudian saya akan berfikir sejenak mengenang semua yang telah terjadi, apa mungkin saya harus menyerah disaat Allah sudah membawa saya terlalu jauh? saya akan menjawab tidak. saya hanya percaya bahwa selalu ada rencana yang Allah siapkan untuk hambanya. yes..i trust that.


semua orang punya kisah sendiri dalam hidupnya. mereka punya cara sendiri untuk memaknai hidup mereka. maka proses berperan penting dalam hal itu. proses  adalah sesuatu yang harus kita hargai. karena kita akan merasa betapa berharganya hidup kita jika kita mau menghargai proses itu. begitupun dengan yang saya alami, saya sangat menghargai proses yang ada karena dengan proses itu saya akan menghargai hidup saya sekarang. saya merasa untuk sekarang ini saya bukanlah siapa-siapa. tetapi, sampai saat ini saya masih terus berusaha menjadi manusia yang lebih baik.


disamping saya berusaha, saya percaya bahwa Allah sedang mempersiapkan sesuatu lebih baik untuk saya nanti. mungkin Allah sedang menguji keseriusan saya menjalani hidup. saya tau bahwa saya pernah meninggalkanNya..namun untuk sekarang ini saya tidak punya rencana untuk jauh lagi dari Tuhan. saya ingin lelah menunggu, lalu saya bertanya dalam diri saya..pantaskah?


                                                                        on january 2015


                                                           “Sartika Archaeology Hanguk”

Sabtu, 13 September 2014

ADA BANYAK CARA UNTUK PULANG



ADA BANYAK CARA UNTUK PULANG.

Selalu ada jalan untuk pulang dan kembali. kampung halaman selalu menjadi tempat terindah dan nyaman diantara kota-kota yang pernah aku datangi. Meski aku berasal dari tempat yang sangat sederhana, namun selalu kurindukan setiap waktu kampung halamanku. Setelah 5 tahun lamanya aku mulai beradaptasi dengan kehidupan kota metropolitan Makassar. Makassar banyak mengajarkanku tentang survive. Hidup di tempat yang baru aku kenal. banyak karakter yang berbeda yang aku temukan ketika pertama kali aku memutuskan tinggal di kota ini.
Lama kelamaan tubuhku mulai melakukan adaptasi dengan kota Makassar. Awalnya aku sangat tidak cocok dengan air yang selalu aku gunakan untuk mandi. Kulitku mulai alergi dengan air di Makassar. Namun, setelah 5 tahun semua ikut beradaptasi dan merasa nyaman dengan apapun yang ada di kota ini. Sedangkan, kampung halamanku berbanding terbalik. Tubuhku mulai melakukan penolakan terhadap apapun yang ada. air mulai tidak cocok dengan kulitku. Aku sering gatal-gatal setelah mandi. Kulitku menjadi hitam. Aku selalu bertanya-tanya dalam hati. bagaimana mungkin aku tidak cocok dengan tanah kelahiranku?

Tanah dimana aku lahir dan tumbuh mengarungi kisah masa kecilku yang indah. kisah-kisah yang selalu aku banggakan hingga aku harus meninggalkan kampung halamanku untuk menuntut ilmu. Suatu hari aku pernah berjanji akan kembali untuk membagi ilmuku dan membangun kampung halamanku. Membagi ilmu yang telah aku peroleh di kota metropolitan agar kampung halamanku juga bisa merasakan yang aku dapatkan, pengorbanan yang telah aku lakukan demi meninggalkan kampung halaman yang sangat aku cintai.

Yaaa..tetapi aku melupakan sesuatu bahwa kita boleh merencanakan tetapi Allah-Lah yang menentukan segalanya. Sudah sangat lama aku melupakan hal itu, hingga Allah memperingatkan melalui hal yang paling aku suka yaitu kampung halamanku. Ketika aku lulus..aku ingin sekali bekerja di kampungku. Aku sudah sangat yakin bisa membangun tempat yang sederhana ini. Aku sudah sangat bersemangat untuk bisa mencapai hal itu. cpns..aku pikir inilah jalan yang paling baik. Ini moment yang paling aku tunggu-tunggu karena pikirku adalah akan banyak jalan untukku. hingga semua telah aku lakukan untuk mencari informasinya. 

Apakah yang aku dapatkan???. Apakah aku mendapatkan sesuai harapanku???.

Jawabannya TIDAK. aku bahkan mengalami kekecewaan yang sangat mendalam. karena, kualifikasinya ilmuku tidak dibutuhkan. saat aku melihat pertama kali, aku meneteskan air mata. bukan karena kualifikasi ilmuku tidak ada. Tetapi karena harapan-harapanku..impianku di kampung halaman seakan buyar dan hilang. lagi-lagi aku melupakan bahwa sistem telah dikuasai oleh POLITIK. Aku benci sesuatu yang berbau KETIDAK-ADILAN untuk siapapun itu. Yah seharusnya dari awal aku tidak boleh melakukan pengharapan.

Sekarang ini yang aku tahu adalah mereka tidak membutuhkanku. Orang-orang yang telah membuat sistem di kampung halamanku sama sekali tidak mengiginkan aku kembali untuk memberikan seluruh pikiran dan tenagaku demi sebuah janji pada tempat sederhana ini. Maka, aku ingin membuktikan sesuatu..AKU PASTI BISA MELAKUKAN IMPIANKU dengan mengandalkan takdir yang telah digariskan di dalam kehidupanku.

Maka suatu saat nanti jangan menyalahkanku dan menuntutku jika aku akan sedikit tidak memperioritaskan kampung dimana aku lahir. karena aku sudah memandang sebelah mata orang-orang yang dimatanya ada kebohongan.

on September 2014
“Sartika Archaeology Hanguk”

Senin, 25 Agustus 2014

apa kabar?

Indo’ apa kabarmu?
aku menulis isi hatiku untukmu melalui tulisan tangan ini aku harap Allah menyampaikannya untukmu. kita tidak hidup di dunia yang sama, namun satu hal yang pasti ndo aku selalu mengingatmu. terkadang aku iri dengan mereka yang masih memiliki nenek dan kakek. mereka yang menganggap kakek dan nenek mereka sebagai beban saja. meskipun tidak semuanya seperti itu.
seharusnya, mereka bersyukur dengan apa yang mereka miliki. kadang aku mempertanyakan, mengapa Allah meminta nenek dan kakekku sangat cepat?
Usiaku 4 tahun saat ayah dari ibuku meninggal dunia, kakekku sangat memanjakanku. selalu memberiku uang jajan dan sangat menyayangiku. saat itu aku tidak mengerti mengapa kakekku terbaring tak berdaya dan semua orang menangisinya. lalu..tanteku melihat kebingunganku dan berkata “jangan cari kakekkmu nak..dia telah tiada dan tidak akan bersama kita lagi”. denagn usiaku saat itu mungkin aku bisa mengerti dengan perkataan itu. namun, ada sedikit kebingungan dalam diriku. lalu kemanakah kakekku? jika..aku merindukannya bagaimana caraku untuk melepas kerinduanku?
 usiaku 9 tahun ibu dari ayahku meninggal dunia di tanggal 17 Agustus. saat aku benar-benar merasakan indahnya memiliki kakek dan nenek. ayah dan ibu dari ayahku sering menyambangi tempat tinggal kami. mereka datang berkunjung ke rumahku karena jarak antara rumahku dan rumah mereka tidak begitu jauh. namun, ibu dari ayahku meninggal karena tumor ganas di kepalanya. nenekku meninggal dunia.
saat usiaku 12 tahun kakekku..ayah dari ayahku meninggal dunia akibat kecelakaan. kakek yang selalu setia mengantar dan menjemputku sekolah. kakek yang menyayangiku tanpa aku sadari. kata ibuku dia selalu menyebut namaku. namun, aku tidak menyadari betapa sayangnya kakekku padaku.
lalu yang terakhir adalah nenek ako’ ku. beliau meninggalkanku ketika aku kuliah. saat aku libur kuliah aku selalu tidur bersamanya. nenek yang sangat menyanyangi cucunya. saat aku ke jakarta untuk mengikuti kegiatan Arkeologi yaitu PIAMI. beliau memberiku uang untuk jajan katanya. aku sangat senang. saat ke jogjapun beliau memesan sarung batik. aku khusus membelikannya dan jauh-jauh meminta temanku di ugm untuk mengantarku. saat pulang dari jawa aku memberikannya sarung itu. beliau sangat senang dengan oleh-oleh pemberianku. aku tidak tau bahwa itulah kado terakhir untuk nenekku.
aku masih saja menangis ketika mengingat nenekku yang telah tiada karena beliaulah yang paling lama bersamaku diantara nenek dan kakekku yang lain.
selamat jalan kakek2 dan nenenk2 ku. semoga telah tenang kalian di alam yang baru.
aku hanya bisa mendoakan kalian dari jauh...
titip rinduku untuk kedua kakek dan nenekku.