pilihan dalam hidup adalah kita yang menentukan.
bagaimana kita hidup, kitalah yang menentukan dan menjalaninya. kadang aku
menjadi bingung dengan kehidupan yang aku jalani. menjalani semuanya sendiri,
memang benar keluargaku ada disampingku selalu, namun untuk soal masalah cukup
aku yang simpan di memoryku. jika suatu masalah datang menghampiriku, maka aku
akan merasa bahwa tuhan benar-benar tidak menyayangiku karena masalah yang
selalu datang padaku. namun aku kembali mencoba merenunginya apakah rencana tuhan
untukku? apa benar DIA mencintaiku?
pertanyaan seperti itu akan selalu ada di benakku. yah
aku kadang meragukan cintanya padaku. mengapa mengapa sampai sekarang doa itu
tidak terjabah? lalu kembali kurenungi bahwa mungkin belum saatnya. satu yang
pasti bahwa doa seseorang pasti akan terjabah baik itu di dunia atau akhirat
nantinya. mungkin aku masih pernah meragukan tuhan tentang cinta kasihnya padaku,
namun aku tidak pernah mengingkari keberadaan tuhanku.
jika soal cinta..kadang aku tidak ingin membicarakan
tentang kata itu. karena aku tidak ingin mengingat apapun soal asmara yang
pernah kulalui. kisah asmara yang tidak ingin aku ingat dengan baik. aku ingin
menghapus sebagian memory dalam hidupku dan memory itulah yang ingin aku hapus.
lalu kembali ke soal pilihan...aku memilih untuk berada dekat dengan orang
tuaku dengan keterbatasan kemajuan teknologi. hiruk pikuk kota yang akan jarang
aku temui. namun, kehangatan orang-orang yang begitu nyata, kedamaian yang akan
selalu tercipta dan emosi yang akan kurang di tempat ini.
tempat yang akan selalu memberikan ruang untuk bernafas,
tempat yang menjadi tempatku untuk pulang, tempat yang akan selalu mengulurkan
tangannya untukku. meski aku tau bahwa karena keterbatasan untuk berkreasi,
tempat yang sangat terpengaruh dengan sistem kekuasaan politik. harga diri yang
hanya dipandang dari arah kekuasaan. aku tau itu semua memang ada di tempat
ini, tetapi aku tidak ingin nantinya menyesal bahwa hidup yang aku jalani lebih
sibuk dengan surga di luar sana dibandingkan surga yang ada di rumahku sendiri
yang tidak lain adalah kedua orang tuaku. yah aku sangat mencintai mereka
setelah Tuhan tentunya. bagiku keluarga adalah nomor 1..tidak akan pernah bisa
ditolerir. jika ada yang mempertanyakan pilihanku aku rasa aku telah banyak
menjelaskan secara rinci alasanku. banyak orang yang lebih memilih berkarir
jauh dari orang tuanya, lalu mereka berpendapat bahwa “kalau mau sukses ya
memang harus jauh dari orang tua, harus merantau. jangan Cuma berani di kandang
sendiri,jangan manja deh..beraninya Cuma di kampung halaman sendiri gak keren
tau”. namun, aku ingin mematahkan itu semua bahwa “akan keren kok kalau
suksesnya gak jauh dari orang tua”
semua orang di dunia ini ingin menjadi sukses. namun
apakah dengan sukses di tanah perantauan akan tergantikan dengan waktu
kebersamaan dengan orang tua? sekarang jawablah!
aku tidak pernah takut untuk merantau dan berada jauh,
aku tidak manja dan hanya berani di kandang sendiri. aku bahkan bisa melakukan
itu sendiri. aku hanya tidak ingin waktuku terbuang hanya mencari kesenangan
dunia. aku tidak mengatakan bahwa sukses itu buruk,,sekali lagi tidak. sukses
itu sangat baik asal tidak keluar dari jalur normal.
pilihan tetaplah pilihan..akan ada yang dipilih dan tidak
dipilih tentu dengan memikirkan konsekuensi masing-masing. aku sudah
memilih,,dan aku ingin tulisan ini menjadi saksi nantinya bahwa kata-kata yang
sudah kutulis menjadi nyata. kita tunggu saja bagaimana tuhan melihat usahaku.